Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, turut menghadiri rapat terbatas (ratas) tentang polusi udara di Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (14/8). Padahal, masalah itu tidak menyangkut tanggung jawabnya sebagai pembantu presiden.
Sandi mengungkapkan kehadirannya itu sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya diundang ini sebagai Menteri Ad Interim ESDM, tapi dari segi pariwisata," katanya. Menteri ESDM dijabat Arifin Tasrif.
Sandi melanjutkan, polusi udara di Jabodetabek bakal berdampak terhadap sektor pariwisata, seperti reputasi wisata olahraga (sport tourism) Indonesia. Pangkalnya, peserta bakal berpikir berkali-kali untuk berpartisipasi saat pencemaran lingkungan terjadi.
"Akhirnya, berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata, terutama di wilayah Jakarta yang tetap menjadi gerbang wisatawan nomor dua setelah Bali dan Kepri (Kepulauan Riau). Tiga teratas untuk kunjungan wisatawan mancanegara," tuturnya.
Sandi pun diminta membuat kebijakan konkret. Apalagi, Jokowi sudah batuk selama empat minggu terakhir akibat polusi udara.
"Presiden minta dalam waktu 1 minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk. Katanya, sudah hampir 4 minggu beliau belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," urainya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menerangkan, Sandiaga Uno ditunjuk sebagai Menteri Ad Interim ESDM lantaran Arifin Tasrif sedang melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Dengan begitu, ia berhalangan hadir.
"[Arifin Tasrif menghadiri] pertemuan APEC [di Amerika]. Itu biasa, pertemuan regular itu selalu ada pertemuan tingkat menteri," ujarnya.
"Pak Menteri ketemu banyak orang di sana, dengan menteri energi segala macem. Nanti, tunggu saja hasilnya beliau," sambungnya.
Bagi Dadan, hal wajar jika Sandi menjadi Menteri ESDM Ad Interim dalam ratas itu. "Enggak ada anehnya."